free

free

Senin, 29 September 2014

                                  Bacaan Dzikir Setelah Sholat 5 Waktu


Bacaan Dzikir Setelah Sholat 5 Waktu, Klik untuk Memperbesar



Berdasarkan poster di atas, bacaan dzikir setelah sholat wajib adalah sebagai berikut:

1. Astaghfirullah hal adzim  (Aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung) sebanyak 33x
2. Membaca


Tulisan Arab Dzikir
Allahumma antassalam  waminkassalam tabarakta Ya Dzaljalali wal ikram. 

yang artinya:
“Ya Allah, Engkaulah As-Salaam (Yang selamat dari kejelekan-kejelekan, kekurangan-kekurangan dan kerusakan-kerusakan) dan dari-Mu as-salaam (keselamatan), Maha Berkah Engkau Wahai Dzat Yang Maha Agung dan Maha Baik.” (HR. Muslim)
Lalu


Tulisan Arab Dzikir
klik untuk memperbesar

Laa ilaaha Illallahu wahdahu laa syarikalahu, lahul mulku walahul Hamdu wahuwa 'alaa kulli syai-inq qodir, Allahumma laa mani 'aa lima a' thoita wala mughthiya lima managhta wala yanfa'u dzaljaddi minkal jaddu.

yang artinya:
“Tiada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kerajaan, dan pujian, dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang dapat menolak terhadap apa yang Engkau beri dan tidak ada yang dapat memberi terhadap apa yang Engkau tolak dan orang yang memiliki kekayaan tidak dapat menghalangi dari siksa-Mu.”

3. Membaca


Tulisan Arab Dzikir
klik untuk memperbesar
Laa ilaaha Illallahu wahdahu laa syarikalahu, lahul mulku walahul Hamdu wahuwa 'alaa kulli syai-inq qodir, laa haula wala Quwwata illa billah, laa ilaaha illallahu wala na'budhu illa iyyahu, lahun ni'matu walahul fadhlu walahus sana'ul hasan, laa ilaaha illallahu mukhlisina lahuddin walau karihal khafirun.

yang artinya:

“Tiada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kerajaan, dan pujian, dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Tiada daya dan upaya serta kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah dan kami tidak beribadah kecuali kepada Allah, milik-Nya-lah segala kenikmatan, karunia, dan sanjungan yang baik, tiada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, kami mengikhlashkan agama untuk-Nya walaupun orang-orang kafir benci.”
4. Subhanallah (Maha suci Allah) sebanyak 33x
5. Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah) sebanyak 33x
6. Allahuakbar (Allah Maha Besar) sebanyak 33x

Lengkapi bacaan tersebut menjadi 100 dengan membaca:

Tulisan Arab Dzikir
klik untuk memperbesar
Laa ilaaha Illallahu wahdahu laa syarikalahu, lahul mulku walahul Hamdu wahuwa 'alaa kulli syai-inq qodir


yang artinya:
“Tiada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya segala kerajaan, dan pujian, dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu.”

Menurut sabda Nabi Muhammad S.A.W:
“Barangsiapa mengucapkan dzikir ini setelah selesai dari setiap shalat wajib, maka diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan. (HR. Muslim 1/418 dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)  

7. Baca Ayat Kursi

Allahu laa ilaha illa Huwa, Al-Hayyul-Qayyum. La ta’khudhuhu sinatun wa la nawm, lahu maa fis-samawati wa maa fil-‘ard. Man dhal-ladhi yashfa’u ‘indahu illa bi-idhnih. Ya’lamu ma baina aidihim wa ma khalfahum, wa la yuhituna bi shai’im-min ‘ilmihi illa bima shaa’a. Wasi’a kursiyuhus-samawati wal ard, wa la ya’uduhu hifdhuhuma Wa Huwal ‘Aliyyul-Adheem.

Minggu, 28 September 2014

arti, keutamaan dan tata cara berdzikir


Arti, Keutamaan dan Tata Cara Berdzikir

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
gambar animasi dzikir
Cinta Dzikir.
Dzikir atau mengingat Allah, ialah apa yang dilakukan oleh hati dan lisan berupa tasbih atau menyucikan Allah Ta'ala, memuji dan menyanjung-Nya, menyebutkan sifat-sifat kebesaran dan keagungan serta sifat-sifat keindahan dan kesempurnaan yang telah dimiliki-Nya. Kata Dzikir berasal dari kata Dzakara yang artinya dari segi bahasa ialah : “Memelihara dalam ingatan”. Jadi, Dzakarallâha artinya : “(Ia) Memelihara ingatan untuk selalu mengingat Allâh dengan cara bertasbih dan mengagungkan-Nya”.
Imam Nawawi  mengatakan bahwa dzikir itu dapat dilakukan dengan hati atau dengan lisan. Akan tetapi lebih afdhal bila dilakukan dengan keduanya. Namun, bila ingin memilih diantara kedua hal itu, maka lebih afdhal bila dilakukan dengan hati. Di samping itu tidak layak bagi seseorang untuk meninggalkan dzikir dengan lisan dan hati hanya karena kuatir dituduh riya (pamer). Jadi, dzikir dengan hati dan lisan itu harus tetap dilakukan dengan niat semata-mata karena Allâh swt.. (Al-Adzkar hal. 6). Namun, Imam Nawawi juga menegaskan bahwa yang dimaksud dzikir di sini ialah hadirnya hati. Maka sudah sepantasnya bagi setiap orang yang melakukan dzikir untuk menyadari bahwa itulah tujuannya sehingga timbul keinginan untuk meraih hasilnya dengan mentadabbur ucapan-ucapan dzikirnya serta memikirkan makna-maknanya. Karena tadabbur atau tafakkur (merenung) dalam berdzikir merupakan keharusan sebagaimana ketika ia membaca Al-Qur-ân karena kedua-duanya memiliki maksud dan tujuan yang sama. (Al-Adzkar hal. 9)

Keutamaan Dzikir

1. Allah memerintahkan manusia agar banyak berdzikir. Firman-Nya (Q.S. Al-Ahzab: 41-42):                   يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ ذِكۡرً۬ا كَثِيرً۬ا (٤١وَسَبِّحُوهُ بُكۡرَةً۬ وَأَصِيلاً (٤٢Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah [dengan menyebut nama] Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. (41) Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. (42)
2.     Allah akan mengingat orang yang mengingat (berdzikir) kepada-Nya:                                          فَٱذۡكُرُونِىٓ أَذۡكُرۡكُمۡ وَٱشۡڪُرُواْ لِى وَلَا تَكۡفُرُونِ                              Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat [pula] kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari [ni’mat] -Ku. (Q.S. Al-Baqarah: 152
3. Allah telah menetapkan ahli dzikir sebagai golongan istimewa dan terkemuka. Sabda Rasulullah saw. " Telah majulah orang-orang istimewa !" Tanya mereka: siapakah orang-orang istimewa itu ?" Ujarnya: "Mereka adalah orang-orang yang berdzikir kepada Allah, baik laki-laki maupun wanita." (Riwayat Muslim).
4.  Orang-orang yang berdzikir pada hakikatnya orang yang hidup. Diterima dari Abu Musa bahwa Nabi saw. bersabda: "Perumpamaan orang-orang yang berdzikir kepada Allah dengan yang tidak adalah sepe: "Yaitu berdzikir kepada Allah!" (Diriwayatkan oleh Turmdzi dan Ahmad, juga oleh Hakim yang menyatakan isnadnya sah).
5.  Dzikir merupakan jalan kebebasan dari siksa. Dari Mu'adz  r.a. bahwa Nabi saw. bersabda: "Tidak satu pun amal yang dikerjakan oleh anak cucu Adam, yang lebih membebaskannya dari siksa Allah daripada dzikir kepada Allah 'azza wajalla." (Riwayat Ahmad).
6.  Dan menurut riwayat Ahmad pula, bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya apa-apa yang  kamu sebut waktu berdzikir tentang keagungan Allah, baik berupa tahlil, takbir dan tahmid, akan beredar kelilng 'arasy dan mendengungkan bagai dengungan lebah menyebutkan irama orang yang mengucapkannya. Nah , tidak sukakah kamu memiliki sesuatu yang akan mengumandangkan namamu itu ?"

Batasan Bilangan Berdzikir

Allah menitahkan kita agar dzikir kepada-Nya sebanyak-banyaknya. Orang-orang yang berakal dapt menarik manfaat dari merenungkan tanda-tanda kebedaran-Nya, dilukiskan-Nya sebagai berikut.                                                        ٱلَّذِينَ يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَـٰمً۬ا وَقُعُودً۬ا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمۡ 
[yaitu] orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring (Q.S.Ali-Imran: 191).
Dan firman-Nya pula:                  وَٱلذَّٲڪِرِينَ ٱللَّهَ كَثِيرً۬ا وَٱلذَّٲڪِرَٲتِ أَعَدَّ ٱللَّهُ لَهُم مَّغۡفِرَةً۬ وَأَجۡرًا عَظِيمً۬ا 
"laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut [nama] Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar." (Q.S. Al-Ahzab: 35)
Menurut Mujahid, tidak dapat dikatakan banyak berdzikir, kecuali bila seseorang itu dzikir kecuali bila seseorang itu berdzikir kepad Allah, baik di waktu berdiri, duduk dan berbaring. Dan ketika Ibnul Shalah ditanya mengenai sampai berapa jumlahnya seseorang itu dikatakan banyak berdzikir, dijawabnya: "Ialah jika seseorang itu terus-menerus menyebut dzikir-dzikir baik siang mauupun malam, pagi atu petang, dalam saat-saat dan keadaan yang beraneka ragam." Ibnu Abbas berucap : "Allah Ta'ala tidak mewajibkan sesuatu atas hamba-Nya, kecuali dengan memberikan batasan tertentu, sedang bagi yang uzur diberikan kelonggaran, kecuali berdzikir. Mengenai ini Allah tidak memberikan batas dimana seseorang harus berhenti. Dan Allah tidak memberikan batas di man sesuatu ke-uzuran buat meninggalkannya."

 Adab Berdzikir

Tujuan berdzikir ialah menyucikan jiwa dan membersihkan diri serta membangunkan nurani. Hal inilah yang disyaratkan oleh ayat yang mulia: 
                                   وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ‌ۖ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِ‌ۗ وَلَذِكۡرُ ٱللَّهِ أَڪۡبَرُ‌ۗ 
"... Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari [perbuatan-perbuatan] keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah [shalat] adalah lebih besar [keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain]. (Q.S. Al-Ankabut: 45). 
Maksudnya, buat mencegah perbuatan keji dan munkar, dzikir kepad Allah itu lebiih ampuh lagi dari shalat. Sebabnya ialah karena orang yang dzikir itu,  demi hatinya terbuka terhadap Tuhan-Nya dan lidahnya lancar menyebut-Nya, hingga keimanannya akan bertambah, keyakinannya akan berlipat ganda,dengan demikian hatinya akan tenteram dan puas menerima kebenaran, sebagaimana firman-Nya:
                                                  ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَتَطۡمَٮِٕنُّ قُلُوبُهُم بِذِكۡرِ ٱللَّهِ‌ۗ أَلَا بِذِڪۡرِ ٱللَّهِ تَطۡمَٮِٕنُّ ٱلۡقُلُوبُ 
[yaitu] orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingati Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram. (Q.S.Ar-Rad: 28)
Allah telah memberikan bimbingan mengaenai tata tertib yang harus dituruti seseorang bila ia sedang berdzikir, firmanNya: 
                             وَٱذۡكُر رَّبَّكَ فِى نَفۡسِكَ تَضَرُّعً۬ا وَخِيفَةً۬ وَدُونَ ٱلۡجَهۡرِ مِنَ ٱلۡقَوۡلِ بِٱلۡغُدُوِّ وَٱلۡأَصَالِ وَلَا تَكُن مِّنَ ٱلۡغَـٰفِلِينَ
" Dan sebutlah [nama] Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai." (Q.S. Al-A'raf: 205). 
  • Ayat tersebut memberi pertanda bahwa dzikir itu disunatkan secara sir, artinya dengan tidak mengeraskan suara. 
  • Rasulullah saw. pernah mendengar segolongan manusia yang berdo'a dengan suara keras dalam satu perjalanan, maka sabdanya: "Hai manusia! pelan-pelanlah dalam bersuara, karena kamu tidaklah menyeru orang-orang yang tuli atau di tempat yang jauh . Yang kamu seru itu Maha Mendengar lagi Mahadekat, bahkan lebih dekat lagi kepadamu  dari leher kendaraanmu!" 
  • Juga petunjuk agar dalam berdzikir itu seseorang hendaklah bersikap dalam keadaan harap-harap cemas
  • Diantara tata tertibnya lagi ialah agar orang-orang yang berdzikir itu bersih pakaian dan suci badan serta harum baunya, karena demikian akan menambah kegairahan, di samping sedapat mungkin menghadap kiblat. Karena sebaik-baik Majelis ialah yang menghadap kepada kiblat itu.
                      ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ                          “Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”

Semoga bermanfaat.
Sumber: fikih Sunnah 4, Sayyid Saabiq. telah diedit untuk keselarasan.



hikmah berdzikir

HIKMAH BERDZIKIR...

Firman Allah s.w.t. maksudnya, "Dan orang -orang lelaki yang banyak menyebut (mengingati) Allah dan orang-orang perempuan yang banyak menyebut Allah, maka Allah telah menyediakan untuk mereka keampunan dan ganjaran pahala yang besar." (al-Ahzab 35)

Dari Rasulullah s.a.w.,"Sesiapa yang mengucapkan'Subhanallah Hil'azimi Wabihamdih' maka akan ditanamkan untuknya sepohon pokok tamar di dalam syurga." (H.R Muslim)

1. Akan mendapat keredaan Allah dan memperolehi ketenangan pada hati serta dapat merasakan kelaztan iman di dalam jiwa.

2. Akan menimbulkan kejernihan, kemanisan pada hati dan wajah.

3. Akan mendapat kasih sayang, kecintaan serta keampunan dari Allah serta dimurahkan rezekinya.

4. Akan dapat merasakan betapa besar, Agung, hebat dan berkuasanya kerajaan Allah.

5. Akan segera mendapat pembelaan dari Allah bila seseorang itu berada didalam kesusahan dan kedukaan.

6. Akan mendapat penghormatan dan doa dari sekalian malaikat.

7. Akan memperolehi pohon tamar di dalam syurga kelak, semakin banyak ia berzikir maka semakin banyaklah pohon-pohon tamar itu untuknya.

8. Akan mendapat nur dari Allah dalam kehidupan di dunia ini, di alam barzakh dan juga pada titian sirat nanti.

9. Dapat membina rumah dan juga istana di dalam syuga. Bila kita berhenti berzikir maka berhentilah pembinaannya di syurga.

10. Dapat menjadi pendinding dan juga perisai dari neraka jahanam.

Hikmah Berdzikir Kepada Allah SWT

HIKMAH DZIKIRULLAH

SELAMAT DATANG SEMOGA KITA SEMUA SENANTIASA MENGINGAT ALLAH DAN SELALU MENDAPAT HIDAYAHNYA

ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB

HIKMAH DZIKIR


Firman Allah Ta’ala,


وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ

“Dan sesungguhnya mengingat Allah adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain).” (Al-Ankabut: 45).[ Maknanya: yang paling agung di dalam shalat adalah dzikir, atau dzikrullah adalah lebih agung dari segala apa pun di dunia ini, atau dzikir Allah kepadamu (Allah menyebut tentang kamu) adalah lebih besar daripada dzikirmu kepadaNya. Semuanya benar, tidak bertentangan, pent.].

Firman Allah Ta’ala,

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ

“Karena itu, ingatlah kamu kepadaKu niscaya Aku ingat (pula) kepadamu.” (Al-Baqarah: 152)

Dan Firman Allah Ta’ala,

فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنْ الْمُسَبِّحِينَ لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ

“Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit.” (Ash-Shaffat: 143-144).

Firman Allah Ta’ala,

يُسَبِّحُونَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لَا يَفْتُرُونَ

“Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” (Al-Anbiya’: 20).

(12) Kami meriwayatkan dalam ash-Shahihain milik dua imam ahli hadits Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah al-Bukhari al-Ju’fi dengan wala’ dan Abu al-Husain Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim al-Qusyairi an-Naisaburi dengan sanad mereka berdua dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu -namanya menurut pendapat yang shahih dari tiga puluh pendapat adalah Abdurrahman bin Shakhr, sahabat dengan riwayat hadits terbanyak- berkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

كَلِمَتَانِ خَفِيْفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ثَقِيْلَتَانِ فِي الْمِيْزَانِ حَبِيْبَتَانِ إِلَى الرَّحْمنِ: سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ.

“Ada dua kalimat, yang ringan di lisan, berat pada timbangan, dan dicintai oleh Allah yang Maha Rahman yaitu: Mahasuci Allah dan dengan memujiNya, Mahasuci Allah yang Mahaagung.” [ Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab ad-Da'awat, Bab Fadhl at-Tasbih, 11/206; no. 6406; dan Muslim, Kitab adz-Dzikr, Bab Fadhl at-Tahlil Wa at-Tasbih Wa ad-Du'a', 4/2072, no. 2694. pent.].
Hadits ini adalah hadits terakhir dalam Shahih al-Bukhari.

Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya aku mampu melihat apa yang tak sanggup kalian lihat. Kudengar suara gesekan dilangit (berkriut-kriut), langit sedemikian padatnya, tak ada tempat kosong bahkan seluas empat jari sekalipun karena langit dipenuhi para malaikat yang sedang bersujud kepada Allah SWT. Demi Allah ! Sekiranya kalian mengetahui apa yang aku ketahui (tentang akhirat), niscaya kalian tidak akan pernah tertawa sedikitpun, bahkan kalian pasti akan banyak menangis (karena takut). Dan niscaya kalian tidak akan pernah bisa bersenang-senang dengan istri-istri kalian, dan niscaya kalian akan keluar berhamburan ke jalan-jalan (berteriak) untuk memohon (ampun) dan memanjatkan doa kepada Allah (meminta perlindungan dari bencana akhirat) yang akan Dia timpakan” ( HR Tirmidzi & Al-Bukhari)


“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi) neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah), mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah) mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
(QS Al-‘Araf 179)


Allah SWT memberikan peringatan kepada mereka dari golongan jin dan manusia yang tidak mengenal kekuasaan Allah yakni neraka Jahanam. Mufasir memberikan keterangan pada ayat di atas tentang penggunaan kalimat dzara’na (Kami jadikan / kami pendamkan) dalam Al-Qur’an hanya sekali kalimat tersebut tertera.

Mengapa Allah menjadikan golongan jin dan manusia dipendam dalam neraka jahanam? Sesungguhnya Allah telah memberikan sesuatu kepada jin dan manusia dan tidak ada pada makhluk lain dan sesuatu itu adalah Qolbun (Hati).

Dalam Al-Qur’an terdapat 130 ayat yang berkaitan dengan masalah hati. Sesungguhnya hati merupakan sentral dalam mengarungi kehidupan. Karena hati ini adalah sentral kehidupan cermin dalam kebijakannya, di perlihatkan apabila baik hatinya maka seluruh amalnyapun baik, dan sebaliknya apabila hatinya buruk maka semua amalnya juga buruk. Allah SWT menyatakan dalam Al-Qur’an;

“(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna.
Kecuali orang orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.
Dan (dihari itu) didekatkanlah Syurga kepada orang-orang yang bertaqwa.
(QS. Asy-Syu’araa 88 – 90)




Sesungguhnya tidak ada sesuatu yang dibanggakan didunia ini seperti, harta, kedudukan, pangkat dan jabatan dan lain sebagainya terkecuali yang datang kepada Allah hanyalah kebeningan hati yang suci. Penjelasan ayat selanjutnya memberikan perbandingan bagi jin dan manusia yang tidak memberikan perhatian terhadap hatinya yaitu dengan “hewan ternak” bahkan lebih sesat dari pada hewan ternak.

Mendengar ayat ini sebahagian para sahabat menangis dan kemudian menanyakan kepada Rasulullah SAW, “ya Rasul mengapa Allah SWT menyatakan untuk memuliakan anak Adam dan kenapa di satu sisi Allah mengatakan mereka bagaikan hewan ternak bahkan lebih rendah dari pada hewan ternak? Rasulullah berkata “ sesungguhnya hatinya tidak ada perhatian ,dan tidak mau mengetahui kepentingan kaum muslimin”.

Mereka yang hatinya yang tertutup dalam pengertian tidak mengenal Allah cirinya adalah tidak terlepas dari keburukan dan penderitaan, sehingga mereka menjadikan umat Islam menjadi terpecah belah. Kenapa hati tidak di berikan perhatian yang besar? Jawabannya adalah karena hati tersebut tidak ada nur (cahaya) artinya hati yang hanya berurusan dengan materi duniawi. Sehingga Rasulullah SAW timbul kekhawatiran;

“Yang paling aku takuti nanti pada umatku, sahabat bertanya, apa ya Rasulullah? Yaitu cinta dunia dan takut mati”

Imam khusen mengatakan, disaat kalian diperintahkan untuk Shalat satu hari satu malam mungkin kalian mengerjakannya, disaat kalian diperintahkan untuk bertasbih mungkin kalian menangis, tetapi disaat dunia kalian terhalangi oleh agamamu sungguh kalian akan mencampakkan agama daripada dunia. Oleh karena itu kita mencoba merenung kembali dalam kehidupan ini, jangan sampai AlQur’an mengkatagorikan kita sebagai orang yang mempunyai hati tapi tidak mengenal kekuasaan Allah.

Imam Ja’far Shodiq memberikan gambaran bahwasannya setiap manusia yang terlalu cinta terhadap dunia, hidupnya tidak mengenal Allah. Tetapi dikala manusia itu menemukan kesulitan dalam hidupnya baru membutuhkan pertolongan Allah. Apa jadinya jika manusia yang mempunyai sifat seperti ini kemudian memimpin umah, memegang jabatan, berterimakasih kepada Allah saja sudah di jadikannya beban. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an;

“Diantara manusia ada yang mengatakan : kami beriman kepada Allah dan hari kemudian. Padahal sesungguhnya mereka itu bukan orang orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar”. (QS. Al-Baqoroh 8 - 9)

Munafik lebih besar bahayanya dari pada kafir, karena orang kafir dapat diketahui kekafirannya. Sedangkan munafik bermuka dua, berjuang untuk umat tetapi bukan untuk Allah melainkan untuk kepentingan dirinya sendiri. Mereka berusaha untuk menipu Allah dan orang-orang mu’min, padahal tidak akan mungkin Allah tertipu. Tanpa disadari padahal dia tertipu oleh dirinya sendiri. Kepribadian yang ada pada orang-orang munafik cirinya adalah ‘pembohong”.

Ciri lainnya mereka mempunyai mata, tapi mata mereka tertutup terlihat dari cara pandang mereka terhadap kekuasaan Allah. Allah memberikan ancaman bagi manusia yang lupa pada kekuasaan-Nya maka Allah pun akan melupakannya.

Imam Al-Ghazali dalam kitabnya memberikan ciri yang menyebabkan mata hati kita tertutup antara lain disebabkan oleh harta, jabatan, ilmu, kepopuleran, keturunan dan lain sebagainya. Tetapi yang berbahaya adalah dikala ma’siat menjadi bagian dari dirinya, dan dengan kemaksiatannya itu dia tidak merasakan apapun, padahal adzab Allah sudah menanti. Berbeda dengan orang mu’min dikala sedikit melakukan kesalahan, hatinya ketakutan dan gelisah, karena dirinya takut terhiasi oleh perbuatan syaitan. Memang sulit membuka mata hati, karena kita adalah manusia yang lemah hanya Allah SWT yang dapat membuka mata hati kita. Hati yang terbuka menjadikan kita mengenal Allah dan menyadari bahwa suatu hari nanti kita akan menanti panggilannya, tidak ada makhluk satu pun yang tidak luput dari kematian.

Dunia yang kita pijak ini adalah sarana untuk kita dan untuk mengenal Allah. Dalam bentuk apa saja perjuangan kita didunia mempunyai dua pilihan, ibadah kepada Allah atau kepada Syaiton, berbuat ma’siat atau ta’at kepada Allah. Rasulullah bersabda;

“Apabila ada taman syurga di muka bumi mampirlah engkau, dimana taman syurganya Allah? Ditempat orang yang diingati tentang siapa dirinya kepada Allah, disadarkan dirinya dibuka mata hatinya untuk sujud kepada Allah.”

Ayat di atas memberikan gambaran, bagaimana jadinya ketika telinga-telinga mereka tidak lagi mengenal ayat-ayat Allah, sehingga mereka hidupnya bagaikan ternak. Apa hidup ternak? Hidup ternak tidak akan jauh dari makan, minum, tidur, syahwat. Tetapi semua yang dilakukan ternak terbatas, tentunya berbeda dengan manusia yang selalu berkeinginan untuk melebihi batasnya, contoh; sudah tersedia makan dan minuman yang halal, tetapi yang harampun dimakan dan diminumnya, syahwat manusia yang telah diatur dalam Al-Qur’an, tetapi tidak mampu mengendalikannya. Islam memberikan tujuan bagi umat muslim untuk mencari ketenangan dalam hidupnya. Jalan menuju ketenangan hanyalah dengan berdzikir kepada Allah, dan memohon petunjuk dari Allah SWT.

Oleh karena itu sadarilah bahwa kita adalah hamba Allah. Setiap apa yang kita lakukan akan dibalas oleh Allah didunia dan akherat.

-----------------------------------------------------------
SUMBER BY http://jampanx.wordpress.com/dzikir-kunci/