SELAMAT DATANG SEMOGA KITA SEMUA SENANTIASA MENGINGAT ALLAH DAN SELALU MENDAPAT HIDAYAHNYAASSALAMU'ALAIKUM WR.WB
HIKMAH DZIKIR
Firman Allah Ta’ala,
وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ
“Dan
sesungguhnya mengingat Allah adalah lebih besar (keutamaannya dari
ibadah-ibadah yang lain).” (Al-Ankabut: 45).[ Maknanya: yang paling
agung di dalam shalat adalah dzikir, atau dzikrullah adalah lebih agung
dari segala apa pun di dunia ini, atau dzikir Allah kepadamu (Allah
menyebut tentang kamu) adalah lebih besar daripada dzikirmu kepadaNya.
Semuanya benar, tidak bertentangan, pent.].
Firman Allah Ta’ala,
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ
“Karena itu, ingatlah kamu kepadaKu niscaya Aku ingat (pula) kepadamu.” (Al-Baqarah: 152)
Dan Firman Allah Ta’ala,
فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنْ الْمُسَبِّحِينَ لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ
“Maka
kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat
Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari
berbangkit.” (Ash-Shaffat: 143-144).
Firman Allah Ta’ala,
يُسَبِّحُونَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لَا يَفْتُرُونَ
“Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” (Al-Anbiya’: 20).
(12)
Kami meriwayatkan dalam ash-Shahihain milik dua imam ahli hadits Abu
Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah al-Bukhari
al-Ju’fi dengan wala’ dan Abu al-Husain Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim
al-Qusyairi an-Naisaburi dengan sanad mereka berdua dari Abu Hurairah
Radhiyallahu ‘anhu -namanya menurut pendapat yang shahih dari tiga puluh
pendapat adalah Abdurrahman bin Shakhr, sahabat dengan riwayat hadits
terbanyak- berkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
كَلِمَتَانِ
خَفِيْفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ثَقِيْلَتَانِ فِي الْمِيْزَانِ
حَبِيْبَتَانِ إِلَى الرَّحْمنِ: سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ
اللهِ الْعَظِيْمِ.
“Ada dua kalimat, yang ringan di lisan, berat
pada timbangan, dan dicintai oleh Allah yang Maha Rahman yaitu: Mahasuci
Allah dan dengan memujiNya, Mahasuci Allah yang Mahaagung.” [
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab ad-Da'awat, Bab Fadhl at-Tasbih,
11/206; no. 6406; dan Muslim, Kitab adz-Dzikr, Bab Fadhl at-Tahlil Wa
at-Tasbih Wa ad-Du'a', 4/2072, no. 2694. pent.].
Hadits ini adalah hadits terakhir dalam Shahih al-Bukhari.
Rasulullah
saw bersabda : “Sesungguhnya aku mampu melihat apa yang tak sanggup
kalian lihat. Kudengar suara gesekan dilangit (berkriut-kriut), langit
sedemikian padatnya, tak ada tempat kosong bahkan seluas empat jari
sekalipun karena langit dipenuhi para malaikat yang sedang bersujud
kepada Allah SWT. Demi Allah ! Sekiranya kalian mengetahui apa yang aku
ketahui (tentang akhirat), niscaya kalian tidak akan pernah tertawa
sedikitpun, bahkan kalian pasti akan banyak menangis (karena takut). Dan
niscaya kalian tidak akan pernah bisa bersenang-senang dengan
istri-istri kalian, dan niscaya kalian akan keluar berhamburan ke
jalan-jalan (berteriak) untuk memohon (ampun) dan memanjatkan doa kepada
Allah (meminta perlindungan dari bencana akhirat) yang akan Dia
timpakan” ( HR Tirmidzi & Al-Bukhari)
“Dan sesungguhnya
Kami jadikan untuk (isi) neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia,
mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami
(ayat-ayat Allah), mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai
telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah)
mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi.
Mereka itulah orang-orang yang lalai.
(QS Al-‘Araf 179)
Allah
SWT memberikan peringatan kepada mereka dari golongan jin dan manusia
yang tidak mengenal kekuasaan Allah yakni neraka Jahanam. Mufasir
memberikan keterangan pada ayat di atas tentang penggunaan kalimat
dzara’na (Kami jadikan / kami pendamkan) dalam Al-Qur’an hanya sekali
kalimat tersebut tertera.
Mengapa Allah menjadikan golongan jin
dan manusia dipendam dalam neraka jahanam? Sesungguhnya Allah telah
memberikan sesuatu kepada jin dan manusia dan tidak ada pada makhluk
lain dan sesuatu itu adalah Qolbun (Hati).
Dalam Al-Qur’an
terdapat 130 ayat yang berkaitan dengan masalah hati. Sesungguhnya hati
merupakan sentral dalam mengarungi kehidupan. Karena hati ini adalah
sentral kehidupan cermin dalam kebijakannya, di perlihatkan apabila baik
hatinya maka seluruh amalnyapun baik, dan sebaliknya apabila hatinya
buruk maka semua amalnya juga buruk. Allah SWT menyatakan dalam
Al-Qur’an;
“(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna.
Kecuali orang orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.
Dan (dihari itu) didekatkanlah Syurga kepada orang-orang yang bertaqwa.
(QS. Asy-Syu’araa 88 – 90)
Sesungguhnya
tidak ada sesuatu yang dibanggakan didunia ini seperti, harta,
kedudukan, pangkat dan jabatan dan lain sebagainya terkecuali yang
datang kepada Allah hanyalah kebeningan hati yang suci. Penjelasan ayat
selanjutnya memberikan perbandingan bagi jin dan manusia yang tidak
memberikan perhatian terhadap hatinya yaitu dengan “hewan ternak” bahkan
lebih sesat dari pada hewan ternak.
Mendengar ayat ini
sebahagian para sahabat menangis dan kemudian menanyakan kepada
Rasulullah SAW, “ya Rasul mengapa Allah SWT menyatakan untuk memuliakan
anak Adam dan kenapa di satu sisi Allah mengatakan mereka bagaikan hewan
ternak bahkan lebih rendah dari pada hewan ternak? Rasulullah berkata “
sesungguhnya hatinya tidak ada perhatian ,dan tidak mau mengetahui
kepentingan kaum muslimin”.
Mereka yang hatinya yang tertutup
dalam pengertian tidak mengenal Allah cirinya adalah tidak terlepas dari
keburukan dan penderitaan, sehingga mereka menjadikan umat Islam
menjadi terpecah belah. Kenapa hati tidak di berikan perhatian yang
besar? Jawabannya adalah karena hati tersebut tidak ada nur (cahaya)
artinya hati yang hanya berurusan dengan materi duniawi. Sehingga
Rasulullah SAW timbul kekhawatiran;
“Yang paling aku takuti nanti pada umatku, sahabat bertanya, apa ya Rasulullah? Yaitu cinta dunia dan takut mati”
Imam
khusen mengatakan, disaat kalian diperintahkan untuk Shalat satu hari
satu malam mungkin kalian mengerjakannya, disaat kalian diperintahkan
untuk bertasbih mungkin kalian menangis, tetapi disaat dunia kalian
terhalangi oleh agamamu sungguh kalian akan mencampakkan agama daripada
dunia. Oleh karena itu kita mencoba merenung kembali dalam kehidupan
ini, jangan sampai AlQur’an mengkatagorikan kita sebagai orang yang
mempunyai hati tapi tidak mengenal kekuasaan Allah.
Imam Ja’far
Shodiq memberikan gambaran bahwasannya setiap manusia yang terlalu cinta
terhadap dunia, hidupnya tidak mengenal Allah. Tetapi dikala manusia
itu menemukan kesulitan dalam hidupnya baru membutuhkan pertolongan
Allah. Apa jadinya jika manusia yang mempunyai sifat seperti ini
kemudian memimpin umah, memegang jabatan, berterimakasih kepada Allah
saja sudah di jadikannya beban. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an;
“Diantara
manusia ada yang mengatakan : kami beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Padahal sesungguhnya mereka itu bukan orang orang yang
beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman,
padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar”.
(QS. Al-Baqoroh 8 - 9)
Munafik lebih besar bahayanya dari pada
kafir, karena orang kafir dapat diketahui kekafirannya. Sedangkan
munafik bermuka dua, berjuang untuk umat tetapi bukan untuk Allah
melainkan untuk kepentingan dirinya sendiri. Mereka berusaha untuk
menipu Allah dan orang-orang mu’min, padahal tidak akan mungkin Allah
tertipu. Tanpa disadari padahal dia tertipu oleh dirinya sendiri.
Kepribadian yang ada pada orang-orang munafik cirinya adalah
‘pembohong”.
Ciri lainnya mereka mempunyai mata, tapi mata mereka
tertutup terlihat dari cara pandang mereka terhadap kekuasaan Allah.
Allah memberikan ancaman bagi manusia yang lupa pada kekuasaan-Nya maka
Allah pun akan melupakannya.
Imam Al-Ghazali dalam kitabnya
memberikan ciri yang menyebabkan mata hati kita tertutup antara lain
disebabkan oleh harta, jabatan, ilmu, kepopuleran, keturunan dan lain
sebagainya. Tetapi yang berbahaya adalah dikala ma’siat menjadi bagian
dari dirinya, dan dengan kemaksiatannya itu dia tidak merasakan apapun,
padahal adzab Allah sudah menanti. Berbeda dengan orang mu’min dikala
sedikit melakukan kesalahan, hatinya ketakutan dan gelisah, karena
dirinya takut terhiasi oleh perbuatan syaitan. Memang sulit membuka mata
hati, karena kita adalah manusia yang lemah hanya Allah SWT yang dapat
membuka mata hati kita. Hati yang terbuka menjadikan kita mengenal Allah
dan menyadari bahwa suatu hari nanti kita akan menanti panggilannya,
tidak ada makhluk satu pun yang tidak luput dari kematian.
Dunia
yang kita pijak ini adalah sarana untuk kita dan untuk mengenal Allah.
Dalam bentuk apa saja perjuangan kita didunia mempunyai dua pilihan,
ibadah kepada Allah atau kepada Syaiton, berbuat ma’siat atau ta’at
kepada Allah. Rasulullah bersabda;
“Apabila ada taman syurga di
muka bumi mampirlah engkau, dimana taman syurganya Allah? Ditempat orang
yang diingati tentang siapa dirinya kepada Allah, disadarkan dirinya
dibuka mata hatinya untuk sujud kepada Allah.”
Ayat di atas
memberikan gambaran, bagaimana jadinya ketika telinga-telinga mereka
tidak lagi mengenal ayat-ayat Allah, sehingga mereka hidupnya bagaikan
ternak. Apa hidup ternak? Hidup ternak tidak akan jauh dari makan,
minum, tidur, syahwat. Tetapi semua yang dilakukan ternak terbatas,
tentunya berbeda dengan manusia yang selalu berkeinginan untuk melebihi
batasnya, contoh; sudah tersedia makan dan minuman yang halal, tetapi
yang harampun dimakan dan diminumnya, syahwat manusia yang telah diatur
dalam Al-Qur’an, tetapi tidak mampu mengendalikannya. Islam memberikan
tujuan bagi umat muslim untuk mencari ketenangan dalam hidupnya. Jalan
menuju ketenangan hanyalah dengan berdzikir kepada Allah, dan memohon
petunjuk dari Allah SWT.
Oleh karena itu sadarilah bahwa kita
adalah hamba Allah. Setiap apa yang kita lakukan akan dibalas oleh Allah
didunia dan akherat.
-----------------------------------------------------------
SUMBER BY http://jampanx.wordpress.com/dzikir-kunci/